Motif Ukiran dari Jawa
adjiekuswanto.blogspot.com
Motif Majapahit merupakan salah satu motif ukiran yang berasal dari
Pulau Jawa dan yang paling terkenal adalah motif ukiran yang berasal
dari Jepara. Semua bentuk dari motif ukiran berupa daun, bunga dan buah
yang berbentuk melengkung cekung dan cembung. Oleh karena itu, ciri-ciri
dari motif Majapahit secara umum bisa dikatakan kombinasi antara bentuk
cekung dan cembung.
Motif Ukiran Angkup
Motif angkup yang ada pada motif Majapahit ini berbentuk cekung
dengan ujung yang berikal. Bentuk tersebut biasanya terdapat di bagian
atas sedangkan yang ada di ujung angkup terdapat ikal sebagai tanda
akhir dari motif angkup tersebut.
Motif Ukiran Jambul Susun
Jambul Susun biasanya terletak pada bagian muka daun pokok dengan
beberapa kali pengulangan bentuk. Sesuai dengan nama motifnya, motif ini
memiliki bentuk yang tersusun secara berulang-ulang di bagian depan
atas dari motif daun pokok.
Motif Ukiran Daun Trubus
Pada motif Majapahit trubus biasanya terletak di daun pokok. Selain
itu, motif trubus ini juga mengalami pengulangan secara berkali-kali dan
biasanya tergantung dari selera sang pemahat.
Motif Ukiran Simbar
Motif motif simbar yang pada motif Majapahit ini sama halnya dengan
motif simbar yang terdapat di daerah lainnya. Motif simbar ini
sebenarnya hanya digunakan sebagi pemanis saja dan bukan merupakan motif
pokok yang ada pada motif Majapahit.
Motif Ukiran Benangan
Motif ini biasanya memiliki benangan rangkap dan juga benangan
garis. Benangan ini biasanya berada di bagian daun pokok, tepatnya di
bagian depan yang dimulai dari pangkal daun dan mengikuti alur
lengkungan daun pokok dan berakhir dengan ukelan/ulir.
Motif Ukiran Pecahan
Seperti halnya pada motif ukiran yang ada di daerah lain, motif
pecahan yang terdapat pada motif Majapahit memiliki dua jenis pecahan
yaitu pecahan cawen yang terdapat pada ukiran daun patran dan pecahan
garis yang menjalar di daun pokok. Keberadaan dari motif pecahan ini
bisa menambah keindahan pada ukiran yang dibuat.
Motif Ukiran dari Bali
desyamaliayusri.wordpress.com
Motif ukiran Bali adalah salah satu jenis motif ukiran tradisional
yang berkembang dengan pesat di Nusantara. Motif ukiran Bali ini seperti
halnya dengan motif tradisional yang ada di daerah lain dan biasanya
penamaan dari motif ukiran Bali ini berdasarkan dengan nama-nama
kerajaan.
Namun secara garis besar, motif ukiran yang berasal dari Bali ini
sama halnya dengan motif ukiran Majapahit, yaitu adanya motif angkup,
simbar, trubus, benangan dan pecahan. Yang membedakan motif ukiran Bali
dan Jawa adalah adanya motif sunggar dan endong yang merupakan ciri khas
dari motif ukiran yang berasal dari pulau Bali.
Motif Ukiran dari Sulawesi
aredonebolobolo.blogdetik.com
Salah satu hasil dari seni ukir yang berasal dari Pulau Sulawesi dan
juga termasuk yang paling terkenal adalah ukiran Toraja. Sebagai hasil
dari warisan budaya, setiap motif ukiran Toraja menggambarkan makna
tertentu dari suatu benda atau bentuk untuk kehidupan masyarakat
setempat. Jika kamu merupakan seorang yang mempercayai kekuatan alam,
tidak ada salahnya jika kamu mengetahui makna dibalik setiap motif yang
terdapat pada ukiran Toraja sebelum kamu berniat untuk membelinya.
Motif Ukiran Ne’Limbongan
Bentuk dasar dari motif ini berupa lingkaran yang dibatasi dengan
bujur sangkar. Motif ukiran ini menggambarkan tentang empat arah mata
angin utama yang dipercaya oleh masyarakat Toraja sebagai sumber rejeki.
Motif Ne’Limbongan juga dipercaya sebagai awal mula dari ukiran Toraja.
Motif Ukiran Pa’Barre Allo
Motif ini berasal dari dua kata, yaitu “barre” yang mempunyai arti
bundaran dan “allo” yang mempunyai arti matahari. Bentuk utama dari
motif ini berupa empat buah lingkaran yang ada di dalam bujur sangkar.
Ukiran ini melambangkan akan kebesaran masyarakat Toraja, motif ini juga
banyak ditemui pada pucuk rumah adat masyarakat Toraja.
Motif ukiran Pa’Kapuk Baka
Bentuk utama dari motif ini berupa empat buah lingkaran yang saling
berpotongan antara yang satu dengan yang lainnya dengan simpul yang
rumit. Pada zaman dulu ukiran ini digunakan sebagai tanda untuk tempat
penyimpanan harta. Simpul motif ukiran yang rumit ini diartikan sebagai
sebuah kesatuan keluarga yang tidak boleh tercerai-berai demi
terciptanya sebuah kemakmuran.
Motif Ukiran Pa’Tangkik Pantung I dan Pa’Tangkik Pantung II
Motif ukiran ini (Pa’Tangkik Pantung I) mengambil motif dari paku
yang digunakan untuk memancang bambu. Motif ukiran ini merupakan sebuah
lambang kebesaran dari para bangsawan masyarakat Toraja. Sedangkan untuk
motif Pa’Tangkik Pantung II terdiri dari empat buah lingkaran yang
membentuk dua buah angka delapan. Motif ini mempunyai pesan tentang
pentingnya sebuah persatuan.
Motif Ukiran Pa’Kadang Pao
Motif yang satu ini berupa arsiran garis yang saling berhubungan.
Motif ini melambangkan tentang kerja sama, sedangkan garis-garis
lurusnya melambangkan tentang kejujuran dalam mencari rezeki.
Motif Ukiran Pa’ Sulan Sangbua
Motif ini terdiri dari beberapa garis simetris yang saling
bersilangan dan menggambarkan sebuah lipatan daun sirih. Motif ukiran
ini melambangkan tentang keanggunan kalangan para bangsawan Toraja.
Motif Ukiran Pa’Bulu Landong
Motif ukiran ini berupa beberapa rangkaian garis yang melengkung dan
diartikan sebagai bulu ayam jantan (Landong=Ayam jantan). Motif ukiran
ini melambangkan sebuah keperkasaan, kejantanan dan kebijaksanaan.
Motif Ukiran Pa’Tedong
Sesuai dengan namanya yang mempunyai arti kerbau, motif ukiran
Pa’Tedong ini menggambarkan sebuah kepala kerbau. Mengingat betapa
pentingnya kerbau dalam setiap kehidupan dari masyarakat Torajad dan
motif ukiran ini dipercaya sebagai lambang kemakmuran.
Motif Pa’Tanduk Re’pe
Motif ukiran Pa’Tanduk Re’pe berupa beberapa garis melengkung yang
sejajar dan juga merepresentasikan tentang kerbau. Karena motif
menggambar sebuah tanduk kerbau, motif ukiran ini juga memiliki makna
tentang sebuah perjuangan hidup yang keras demi untuk mendapatkan
kesejahteraan dan juga status sosial.
Motif Ukiran dari Minangkabau
desyamaliayusri.wordpress.com
Salah satu motif ukiran yang terkenal di pulau Sumatera adalah motif
ukiran yang berasal dari Sumatera Barat, motif ukiran dari Sumatera ini
biasannya banyak terdapat pada beberapa bagian dari rumah Gadang.
Berikut ini ada beberapa motif ukiran masyarakat Minangkabau.
Motif Ukiran Lebah Bergayut
Motif ukiran ini menggambarkan tentang sebuah rumah lebah madu yang
biasanya terdapat di dahan pohon. Maksud dari motif ukiran ini adalah
untuk mengingat akan kekayaan bumi Melayu Riau yang dulunya banyak
terdapat pepohonan besar yang sering digunakan para lebah untuk
menggantungkan rumahnya.
Motif Ukiran Itik Sekawan (Itik Pulang Petang)
Motif ukiran ini menggambarkan tentang tingkah laku dari hewan Itik
yang biasanya selalu berjalan secara beriringan saat dalam perjalanan
pulang ke kandang di waktu petang. Tingkah laku berjalan Itik yang
selalu beriringan menggambarkan tentang kedisiplinan, keserasian,
persahabatan, kekompakan dan kebersamaan, bisa dijadikan contoh untuk
manusia akan arti sebuah kehidupan. Hal tersebut yang kemudian dijadikan
sebagai inspirasi suatu corak motif ukir, tenun, tekat dan juga
songket.
Motif Ukiran Kaluk Pakis (kaluk paku)
Motif ukiram ini merupakan sebuah gambaran dari pohon/tetumbuhan
pakis/paku yang meliuk-liuk atau berkeluk-keluk, motif ini juga biasa
diaplikasikan dalam kerajinan tenun, tekat maupun barang kerajinan lain
sejenisnya. Semua corak dari motif Melayu dipadukan dengan begitu cermat
sehingga hasilnya kelihatan serasi dan saling mengisi.
Motif Ukiran pucuk rebung
Motif ukiran ini melambangkan tentang sebuah harapan baik, hal
tersebut diambil berdasarkan corak yang digunakan dalam motif ukiran ini
adlah pohon bambu, yang mana pohon tersebut tidak mudah roboh oleh
tiupan angin yang sangat kencang sekalipun. Motif pucuk rebung biasanya
selalu ada di setiap kain songket yang digunakan sebagai tumpal kain
atau kepala kain tersebut. Penggunaan dari motif pucuk rebung yang ada
pada kain songket dimaksudkan supaya si pemakai selalu mendapatkan
keberuntungan dan harapan yang baik dalam setiap langkah hidup.
Motif Ukiran Selembayung
Selembayung merupakan sebuah hiasan yang letaknya saling bersilang
di kedua ujung perabung bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada
bagian bawah terkadang diberi juga hiasan tambahan seperti tombak yang
terhunus yang digunakan untuk menyambung kedua ujung dari perabung
(tombak-tombak).
Motif Ukiran Sayap Layang-layang atau Sayap Layangan
Motif ukiran ini juga merupakan hiasan yang terdapat pada empat
sudut cucuran atap dan bentuknya pun hampir sama dengan motif
selembayung. Selain itu, setiap bangunan yang menggunakan motif
selembayung harus memadukannya dengan motif sayap layangan sebagai
padanannya. Letak motif sayap layang-layang yang ada pada empat sudut
cucuran atap merupakan sebuah lambang sari dari empat pintu hakiki,
yaitu pintu rezeki, pintu budi, pintu hati dan juga pintu Illahi. Selain
itu, motif sayap layang-layang juga melambangkan tentang kebebasan,
tetapi kebebasan yang tahu diri dan tahu batas.
Motif Ukiran Singap/Bidai
Bagian dari motif ini biasanya dibuat dengan bertingkat dan diberi
sebuah hiasan yang juga berfungsi sebagai ventilas. Sedangkan pada
bagian yang menjorok keluar di beri gambar lantai yang disebut dengan
teban layar atau lantai alang buang atau disebut juga dengan
Undan-undan.
Motif Ukir Kalimantan
adinandra.lingkungan.org
Salah satu motif ukiran yang paling terkenal dari Pulau Kalimantan
adlah motif ukiran dari suku Dayak Lundayeh atau yang lebih dikenal
dengan masyarakat Lun Bawang yang ada di Kalimantan Timur. Berikut
beberapa motif ukiran yang berasal dari Kalimantan.
Motif ukiran Arit Linawa dan motif Arit Pawad
Motif ini biasanya diaplikasikan pada ukiran Buluh atau juga Sarung
Parang. Motif ini terdiri dari berbagai motif ukiran bunga. Pada era
sekarang, pola dari ini juga banyak digunakan pada berbagai macam
ukiran, lukisan, properti kesenian, interior funitur dan lain-lain.
Motif Ukiran Perisai
motif ini merupakan motif yang berupa sebuah bingkai dan didalamnya
terukir perpaduan antara beberapa motif kreasi dengan berbagai pola
motif dasar. Makna dari motif perisai sendiri melambangkan sebuah
pertahanan yang kokoh/kuat dari suku dayak, karena pada dasarnya perisai
sering dijadikan sebagai alat pertahanan oleh masyarakat dayak ketika
berperang.
Motif Ukiran Burung Enggang
Motif ini biasa dihubungkan dengan kompilasi motif ukiran naga. Hal
ini disebabkan, karena enggang dan naga merupakan simbol dari penguasa
alam. Pohotara atau Mahatala adalah penguasa alam atas yang disimbolkan
dengan Enggang Gading.
Motif Ukiran Naga
Pola dasar dari motif ukiran naga ini juga banyak diaplikasikan
dalam gambar lukisan suku Dayak. Menurut masyarakat Dayak naga atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Juata atau Jata dipercaya sebagai simbol
penguasa dari alam bawah (air/tanah).
Motif Ukiran Anjing
Motif ukiran ini biasa diukir pada lukisan yang digunakan sebagai
alat untuk pengenalan kehidupan suku dayak. Dalam sebuah cerita rakyat
dari suku Dayak, anjing merupakan hewan jelmaan dari dewa yang diusir
dari alam kahyangan dan diturunkan ke dunia sebagai penjaga manusia.
Suku Dayak sendiri membuat motif anjing sebagai bagian dari berbagai
hal, sebagai rasa terimakasih mereka kepada hewan peliharaan yang selalu
menemani dan menjaga mereka ketika mereka sedang berburu dan juga
karena kesetiaannya kepada tuannya.
Motif Ukiran Papua
papuacarvings.blogspot.com
Bagi masyarakat suku Asmat, seni ukir kayu merupakan bagian
kehidupan sehari-hari mereka yang sudah turun-temurun dan jadi suatu
kebudayaan yang tidak hanya dikenal di Papua dan Indonesia saja, tetapi
sudah ke mancanegara juga. Setiap turis yang datang berkunjung ke Papua,
rasanya kurang lengkap jika tidak mengenal dan pastinya membeli
cenderamata karya ukir dari suku Asmat dalam berbagai ukuran.
Ciri khas dari motif ukiran suku Asmat ada pada bentuk polanya yang
natural dan berbentuk unik, yang mana dari beberapa pola tersebut akan
terlihat betapa rumitnya proses pembuatan. Tak heran jika karya ukir
dari suku Asmat bernilai sangat tinggi, namun seni ukir dari suku Asmat
ini juga banyak diminati oleh para turis yang sedang berkunjung terutama
bagi mereka yang cinta karya seni..
Dari sisi model ukiran yang dibuat oleh suku Asmat juga mempunyai
pola yang sangat beragam, mulai dari bentuk patung model manusia,
perahu, binatang, panel, tifa, perisai, telur kaswari serta ukiran
tiang. Dalam membuat sebuah karya seni, biasanya suku Asmat mengadopsi
dari pengalaman yang mereka dapat dari lingkungan hidup sehari-hari yang
kemudian mereka gunakan sebagai pola ukiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar